Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia Universitas Mercu Buana Yogyakarta (FIKOMM UMBY) bekerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan (LPMKal), Majelis Al-Barqu, Karangtaruna Dusun, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dusun Widoro, Bangunharjo Sewon Bantul menyelenggarakan diskusi public. Pada kesempatan tersebut diskusi publik mengambil tema Mengembangkan Ruang Publik Wisata yang Sehat dan Mendidik. Acara diskusi publik dilangsungkan di lokasi Ekowisata Mbelik Sumilir di dusun Widoro, Sabtu (24/6/2023).
Acara melibatkan hampir semua pengurus inti dari Pokdarwis, LPMkal, Majelis Al-Barqu, dan warga Karangtaruna Dusun serta dihadiri dua narasumber utama yakni Dr. St Tri Guntur Narwaya, dosen FIKOMM UMBY dan Dr. Hadi Suyono, S.Psi., M.Si.. dosen Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Dalam keterangannya, Ketua Pokdarwis Dusun Widoro, Restu Aji menjelaskan bahwa kolaborasi dengan kampus UMBY sudah berlangsung dua kali. Menurutnya acara diskusi publik sangat penting untuk membekali masyarakat dalam merancang ruang publik ekowisata agar lebih baik serta memberi tambahan pengetahuan yang bermanfaat untuk para pengurus pokdarwis.
“Pembangunan ruang publik ekowisata akan memberi kontribusi besar bagi masyarakat. Hanya saja pengembangannya harus berorientasi pada penataan ruang publik yang sehat dan mendidik. Salah satu cirinya adalah dengan mengembangkan segala isian ruang publik yang bermanfaat sepenuhnya bagi masyarakat umum,” jelas Dr. St. Tri Guntur Narwaya. Lanjut Guntur, pembangunan dan pengembangan ruang publik tidak berhenti semata pada pembangunan ruang fisik, namun memerlukan rancangan gagasan dan program yang sesuai dengan visi ruang publik itu sendiri.
Dalam penyampaian materinya, Guntur Narwaya juga menekankan aspek partisipasi peran semua warga secara demokratis agar pengelolaan ruang publik ekowisata tidak hanya terbatas pada orang-orang tertentu. Ruang publik adalah wahana yang sehat bagi perjumpaan, interaksi, kerjasama dan kemanfaatan bagi semua warga, oleh karenanya segala pengembangan ruang publik harus dipikirkan dalam semangat kebersamaan.
Sementara itu Hadi Suyono mengapresiasi langkah dan pengembangan ruang publik ekowisata ini. Menurutnya, ketersediaan ruang publik menjadi jawaban untuk menciptakan iklim dan kultur masyarakat yang sehat baik secara fisik ataupun psikis. Ruang publik bisa diisi dengan gagasan kewirausahaan sosial yang memberi peluang produktif ekonomi warga yang dikelola secara bersama-sama. Berbeda dengan ekonomi biasa, kewirausahaan sosial tidak akan menghilangkan visi ruang publik itu sendiri.
“Potensi anak-anak muda milenial bisa dioptimalkan untuk mengerjakan program ruang publik ini,” ujar Hadi Suyono.
Kepala Dusun Widoro, Joko Raharjo, sangat menyambut baik konsep dasar pengembangan ruang publik ini. Selanjutnya ide-ide penting dalam diskusi bisa dituangkan dalam program-program Pokdarwis.
“Kolaborasi dan partisipasi bersama seluruh elemen warga adalah kunci terlaksananya program. Oleh karena itu perlu anak muda yang harus dilibatkan dalam program ini,” terang Joko Raharjo.